Senin, 27 Februari 2012

Cara Berbicara Kepada Anak-anak

Berbicara Kepada Anak-anak

Dari materi oleh: Renate Zorn
Konsultan Komunikasi, penulis "Good Conversation is for Everyone: Ten Steps
to Better Conversations" 


Anda mungkin tahu rasanya, bagaimana berkomunikasi dengan anak-anak. Terlebih lagi, anak-anak sendiri. 
Berbicara kepada anak-anak, sebetulnya menyenangkan walau kadang-kadang
mengesalkan. Untuk itu, diperlukan kehati-hatian, mengingat pekanya perasaan
mereka, mengingat masih sedikit dan sempitnya wawasan mereka, dan masih
polosnya cara berpikir mereka. 
Di sela semua "kelemahan" itu, ada satu kekuatan terbesar yang dimiliki hanya di saat tertentu dalam hidup setiap manusia. Kekuatan yang dimiliki hanya di saat manusia masih menjadi anak-anak, yaitu daya ingat dan daya cerna yang luar biasa pesat dan hebatnya. 
Berhati-hatilah jika Anda bermasalah di kantor. Jangan sampai kekesalan Anda
tertumpah pada diri dan perasaan mereka. Apapun yang buruk dari mereka, akan berasal dari perkataan Anda sebagai orang tua. 
Berhati-hatilah jika Anda bermasalah dengan pasangan atau keluarga Anda.
Jangan sampai kemarahan Anda terlampiaskan pada perasaan dan jiwa yang masih benar-benar apa adanya. Apapun yang buruk dari mereka, akan berasal dari perkataan Anda sebagai orang tua. 
Berhati-hatilah jika jalan hidup Anda tidak sesempurna yang Anda minta.
Jangan sampai kekecewaan Anda menerpa pada hati dan pikiran suci mereka.
Sebab Anda akan menciptakan anak-anak yang penuh cacat dan cela di dalam
jiwanya. Apapun yang buruk dari mereka, akan berasal dari perkataan Anda
sebagai orang tua. 




Berikut ini adalah tips dari seorang konsultan komunikasi yang mendalami
persoalan komunikasi antar pribadi, termasuk berkomunikasi dengan anak-anak.


# TERSENYUMLAH DENGAN TULUS PADA MEREKA #
Smile! And mean it! Lebih dari 50% komunikasi Anda, dilakukan dengan bahasa
tubuh termasuk ekspresi wajah. Saat berbicara kepada anak-anak, persentase
itu akan bertambah. Sebab bahasa tubuhlah yang lebih mereka pahami,
ketimbang bahasa intelektual Anda sebagai orang dewasa. 


# JANGANLAH MERENDAHKAN MEREKA  #
Janganlah berbicara dengan merendahkan mereka. Adalah baik untuk mengetahui
terlebih dahulu, seberapa jauh pemahaman mereka tentang suatu topik.
Snorklinglah sebelum diving. 


# GUNAKANLAH ALAT PERAGA # 
Gunakan sesuatu yang anak-anak dapat melihat, mendengar dan menyentuhnya. Gunakanlah alat peraga secukupnya. Tidak perlu kebanyakan dan bertaburan. Anda tahu bagaimana anak-anak. Dengan alat peraga, mereka akan lebih mudah mengingat berbagai hal.


# SEDERHANAKANLAH BICARA ANDA
Anak-anak akan cepat lelah dengan deskripsi yang terlalu detil, dan dengan
teori serta konsep. Gunakanlah cerita, untuk mendemostrasikan informasi yang
akan Anda sampaikan. Buatlah proses itu menjadi fun. 


# BERTANYALAH PADA MEREKA
Pertanyaan akan membuat anak-anak berpikir dan terlibat. Menjawab pertanyaan bertanya, mengutarakan pendapat, dan melakukan evaluasi, adalah lebih menyenangkan bagi mereka dalam memahami berbagai fakta. 


# ANTUSIASLAH DI HADAPAN MEREKA #
Jadilah antusias dan enerjik. Ini akan membuat Anda dan mereka tetap terjaga
dan tertarik pada topik.


# PAKAILAH KACAMATA MEREKA #
Anak-anak melihat berbagai hal dengan cara pandang yang berbeda. Mereka
melihatnya dengan kacamata mereka, bukan kacamata Anda. Concern, prioritas
dan sistem nilai mereka, juga berbeda. Temukanlah apa yang penting bagi
mereka, sebelum berbicara. Doronglah mereka untuk meminta penjelasan, jika
mereka tidak memahami apa yang Anda katakan.

 
# MEREKA TIDAK PEDULI ANDA SEBAGAI PEMBICARA #
Mereka, tidak peduli apakah Anda seorang pembicara yang hebat atau tidak.
Apa yang mereka inginkan, hanyalah kejujuran, antusiasme, dan respek. Jika
Anda melakukan kesalahan berbicara atau lupa akan sesuatu, tak perlu
khawatir. Anak-anak itu menyenangkan, sebab mereka tak akan menghakimi Anda. Teruskan saja bicara Anda. 


# JUJURLAH PADA MEREKA #
Jika Anda tidak tahu jawaban dari pertanyaan mereka, jujur saja. Tak usah
Anda karang-karang jawabannya. Anak-anak, biasanya mengetahui jika Anda
ngibul. Bilang saja nanti akan Anda cari jawabannya. Dan ingatlah, mereka
akan menagihnya.


# LIBATKANLAH MEREKA #
Libatkanlah mereka. Jika ada bagian dari bicara Anda di mana mereka bisa
tampil ke depan, melakukan penghitungan, atau membicarakan sesuatu, berikan
kesempatan itu pada mereka. 


# JIKA MEREKA HARUS DUDUK DAN DIAM: TEKNIK ABC
Ada saat atau sesi tertentu di mana anak-anak memang diharapkan hanya duduk dan mendengarkan. Untuk sesi seperti ini, Anda hanya perlu melakukan
beberapa penyesuaian. 
A: Attention Span
Attention span atau rentang perhatian, adalah faktor yang membedakan
kemampuan mendengar, antara anak-anak dan orang dewasa. Setelah dewasa, Anda telah bisa mengembangkan kemampuan untuk lebih fokus dan lebih lama bertahan mendengarkan sesuatu. Anak-anak belum bisa sejauh itu. Perhatikanlah acara bagus untuk anak-anak di televisi. Semuanya dipecah-pecah ke dalam berbagai segmen yang pendek-pendek. Dibuat seperti
itu, agar anak-anak tetap duduk dan mendengarkan. Jika anak-anak terlibat dalam suatu aktivitas yang tidak dipilihnya sendiri, mereka akan lebih enggan mendengarkan. Prediksilah secara realistis, berapa lama mereka akan tetap fokus.


B: Break it Up 
Jika Anda berbicara pada sekelompok anak-anak, pecahlah mereka menjadi
kelompok-kelompok kecil. Jika bicara Anda akan panjang atau menyangkut
beberapa isu sekaligus, pecahlah bahan bicara Anda menjadi potongan-potongan yang sederhana dan mudah dicerna.


C: Children are Still Children 
Seberapa pun besarnya energi dan antusiasme Anda, mereka tak akan pernah
melihatnya dari perspektif Anda. Selogis apapun pernyataan Anda, mereka tak
akan pernah melihatnya seperti Anda melihatnya. Cobalah untuk memasuki sudut
pandang mereka, kemudian bertanyalan WIIFM (What's In It For Me?). Sebab,
mereka juga punya yang namanya minat dan ketertarikan pada sesuatu. 


KESIMPULAN
Sebagian besar dari kita, adalah orang-orang dewasa yang tak sempurna,
manusia-manusia yang penuh dengan cacat dan cela. Sebagian besarnya,
disebabkan oleh kata dan bicara para orang tua kita. Kita masih bisa
merasakan bekas dan carut-marutnya. Itulah luka lama kita, yang kecil
kemungkinan bisa hilang selamanya. 
Kita tidak akan menyalahkan para orang tua. Sebab mereka hanya berjalan
sesuai dengan perkembangan ilmu dan pengetahuan, sejalan dengan impian dan harapan, seiring dengan wawasan dan kemampuan. Begitulah yang telah terjadi, dan kita sudah tidak bisa apa-apa lagi, kecuali membangun masa depan. 
Apa yang terpenting, adalah menciptakan masa depan yang lebih baik dan makin baik. Masa depan dari anak-anak kita. 
Kita tak ingin mereka sama tak sempurnanya dengan kita. Kita ingin mereka
lebih baik dari kita. Kita tak ingin semua cacat dan cela menggores lagi,
seperti yang terjadi pada diri kita sendiri. Kita tak ingin semua itu datang
dan datang lagi. Oleh sebab itu, janganlah kita ulangi kembali. 
Anak-anak tetaplah anak-anak. Orang dewasa mestinya makin dewasa.

Jumat, 24 Februari 2012

PELATIHAN OLAHRAGA UNTUK USIA SEKOLAH


Pelatihan Olahraga Untuk Usia Sekolah


Sukses dalam arena kompetisi adalah hasil dari perencanaan, kerja keras, dan komitmen, serta tentunya dengan latihan. Sukses atlet adalah individu yang dilatih dalam aktivitas fisik yang dirancang dengan baik, program latihan yang berlangsung dalam jangka yang panjang (tidak dilakukan secara instan) sehingga dapat menampilkan prestasi yang istimewa (excellence).

Latihan olahraga haruslah mulai dari usia anak-anak sehingga tubuh dan pikiran (body and mind) dapat dikembangkan secara terus menerus (progresif) dan sistematis. Hal ini harus dilakukan dengan perencanaan program yang benar-benar matang dan hati-hati dan tidak melakukan hanya untuk jangka yang pendek (singkat)Dalam melatih anak-anak calon atlet haruslah dengan seksama memperhatikan dan memahami prinsip-prinsip latihan yang dikaji dalam ilmu faal, teori pertumbuhan dan perkembangan anak, psikologi, nutrisi dan juga pedagogik agar prestasi puncak dapat dicapai sesuai dengan rencana

Aspek latihan yang perlu dikembangkan pada anak usia muda adalah terutama keterampilan (teknik) gerak dasar yang benar dengan kemampuan fisik dasar yang baik. Oleh karena itu, setiap pelatih dituntut untuk memahami tahapan-tahap latihan dari aspek-aspek latihan tersebut sehingga mengetahui kapan dan berapa besar porsi latihan untuk multilateral dan spesialisasi

Untuk mempertegas dan memperjelas pemahaman perjalanan seorang atlet untuk spesialisasi dan pencapai puncak prestasinya berikut deskripsi pada beberapa cabang olahraga (Multievent).

Guna melengkapi pemahaman perlu kiranya kita mengetahui karakteristik individu karena setiap calon atlet dan atlet mempunyai ciri yang berbeda dan unik, seperti kepribadian (personalities), karakter fisik (physical characteristics), perilaku sosial (social behaviors), dan kapasitas intelektual (intellectual capacities).
Oleh karena itu, kita cermati tahapan usia anatomik sebagai bagian dari karaketer dari individu tersebut yang dapat dilihat pada tabel berikut. 

Lalu bagaimana pelatihan yang harus diberikan pada anak usia sekolah (pelajar) ?
Hal ini tentunya tidak dapat dicapai dalam waktu singkat, perlu proses yang cukup panjang. Dan, dalam periodisasi latihan jangka panjang perlu diperhatikan dan dipertimbangkan hal-hal tersebut di atas.
Untuk menjawab pertanyaan di atas, maka sesuai dengan prinsip periodisasi latihan bahwa untuk usia sekolah (6 – 18 tahun) terbagi dalam dua penerapan prinsip, yaitu : mulilateral development principle dan specialized principle sehingga masing-masing mempunyai tahapan proses seperti terlihat pada gambar berikut

TAHAP PERMULAAN DAN PEMBENTUKAN
Pada tahap ini penekanan aktivitas pada pengembangan kemampuan dasar secara menyeluruh dan menyenangkan (FoUNdation) yang tentunya dengan intensitas latihan yang rendah melalui konsep bermain (games). Materi yang diberikan dapat berupa kemampuan keterampilan gerak dasar dan kemampuan fisik dasar.

Latihan kemampuan Keterampilan Gerak
Pelatihan kemampuan keterampilan banyak diperkenalkan pada gerak dasar seperti running, jumping, catching, throwing, batting, balancing, dan rolling yang dilakukan dengan teknik yang benar. Sehingga tercapai tujuan untuk memberikan pengalaman keterampilan yang lengkap dan dilakukan secara benar. Juga mengembangkan kelenturan, koordinasi dan keseimbangan. Dan, yang tidak kalah pentingnya menanamkan sikap dan sifat disiplin diri dan komit terhadap segala aturan dan tata tertib.
Sebagai dukungan pada tahap ini, pelatih harus dapat menciptakan alat bantu yang sesuai dan tepat sehingga hasilnya menjadi efektif, seperti memodifikasi bola agar tidak menjadi beban atau ketinggian basket yang direndahkan sehingga dapat melakukan gerakan teknik dengan benar. Selain itu, pelatih merancang program yang lebih bervariasi agar anak mempunyai kesempatan melakukan (partisipasi) secara maksimal dan memberi kesempatan untuk berkreasi dan berimajinasi dalam setiap gerakan yang dilakukan. Merancang regulasi permainan agar mudah dipahami serta menciptakan situasi permainan yang dapat menumbuhkan sifat inisiatif untuk saling bekerja sama.

Berikut model untuk latihan keterampilan gerak :

Model latihan tersebut masih dilakukan dengan pola yang sederhana dan mudah dilakukan serta tidak melakukan dalam kondisi kelelahan, karena dikhawatirkan akan terjadi gerakan yang salah. Harus selalu dalam pengawasan dan (jika perlu dan harus) dibantu, hindari handicap habit.

Selain latihan kemampuan keterampilan juga perlu diberikan latihan fisik. Pelatihan fisik yang dapat diberikan pada tahap permulaan ini berupa latihan-latihan fisik dasar yang sudah dianugrahkan Tuhan kepada makhluknya, seperti kemampuan kelenturan pada persendian dan persambungan (flexibility), kemampuan kecepatan gerak (Speed – Agility – Quickness), kemampuan kekuatan (strength), dan kemampuan daya tahan (endurance).
Yang paling penting untuk dicermati oleh setiap pelatih adalah bagaimana menerapkan metode dan bentuk latihan yang tepat dan sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan anak usia permulaan (6 – 10 tahun) dan pembentukan (11 – 14 tahun). Harus diingat bahwa ‘Children are not just little adults, but have complex, distinct physiological characteristics that must be taken into account’.

Latihan Fleksibilitas
Hal yang perlu diperhatikan berkaitan dengan latihan fleksibilitas pada tahap ini adalah :
  • Rencanakan program latihan yang akan diterapkan
  • Persiapkan (seandanya ada) fasilitas yang akan digunakan untuk membantu proses dan memperhatikan kenyamanan dan keamanannya
  • Yakinkan bahwa kondisi anak baik untuk melakukan aktivitas latihan
  • Apabila anak dalam jumlah yang cukup banyak maka pengaturan situasi perlu diperhatikan agar tetap ada dalam pengawasan
  • Memberikan contoh gerakan yang benar dan dengan ketentuan yang jelas dan mudah dipahami (tugas gerak yang jelas dan mudah) oleh anak
  • Perhatikan sistematika gerakan demi gerakan
  • Gerakan yang salah harus sesegera mungkin diperbaiki malalui pendekatan yang tepat
  • Untuk mendapatkan retensi yang baik lakukan dengan pengulangan yang cukup dan tidak terlalu banyak gerakan
Latihan Kecepatan Gerak
Kecepatan gerak merupakan kemampuan yang terpenting dalam olahraga prestasi. Hampir semua hasil ditentukan oleh kemampuan ini apakah itu jenis olahraga permainan, olahraga beladiri, olahraga siklis, atau olahraga jenis akurasi sekali pun. Karena mayoritas atlet dituntut untuk melakukan lari (run), gerak (move), bereaksi (react), atau merubah arah (change direction) dengan cepat.
Kemampuan ini merupakan kemampuan yang telah dilahirkan (genetic) dan keturunan (herediter) tergantung pada komposisi tipe otot. Kontraksi otot yang cepat terjadi karena proporsi serabut otot cepat (fast twitch fibers) lebih banyak dibandingkan dengan serabut otot lambat (slow twitch fibers).
Pada anak usia tahap permulaan, pelatihan kemampuan ini lebih diarahkan pada bentuk permainan untuk mendapatkan speed, agility dan quickness-nya.
  • Speed games
  • Agility games
  • Reaction games
  • Quickness games
  • Relays
Bentuk latihan tersebut dapat dilakukan secara terpisah dan atau kombinasi (gabungan).

Latihan Kekuatan dan Stabilisasi
Kemampuan ini harus dilakukan secara hati-hati karena secara fisiologik kemampuan anak-anak usia ini masih sangat lemah. Oleh karena itu, latihan kemampuan ini dilakukan dengan menggunakan beban sendiri atau dengan alat yang ringan sehingga tidak mengganggu pertumbuhan dan perkembangan fungsionalnya.
Kemampuan kekuatan yang dituju lebih kepada daya tahan kekuatan yang berarti lebih memperhatikan volume karena pengulangannya dibandingkan dengan intensitas bebannya, serta irama gerakan yang tidak cepat.
Harus diperhatikan apabila kita akan memberikan latihan kekuatan lompatan hendaknya dilakukan dengan low impact.
Latihan penguatan (strengthening) yang juga akan membantu tingkat stabilitas saat bergerak pada anak usia ini adalah dengan latihan stabilisasi. Latihan ini boleh dikatakan dengan resiko cedera yang sangat minim dan bahkan untuk orang dewasa (atlet) latihan ini menjadi bagian dari latihan rehabilitasi atau penyembuhan dari cedera. Latihan ini akan lebih baik apabila sudah diperkenalkan pada anak-anak usia sekolah.

Latihan Daya Tahan
Kemampuan daya tahan adalah kemampuan yang paling jelas dimiliki oleh anak-anak.
Pada usia anak-anak tingkat kesadaran akan kelalahan sangatlah kecil. Aktivitas sehari-hari yang dilakukan sangat padat akan tetapi jarang (bahkan tidak pernah) mengeluh kelelahan.
Pelatihan pada kemampuan ini adalah memberikan perlakuan terhadap anak-anak untuk menyelesaikannya dalam waktu yang lama. Dalam latihan ini tingkat kejenuhan dan rasa malas cukup tinggi sehingga dituntut pelatih untuk mampu menciptakan variasi latihan yang banyak dengan menerapkan metode dan bentuk latihan yang tepat dan sesuai dengan kebutuhan.
Bentuk latihannya lebih dominan permainan yang menuntut aktivitas setiap individu anak (tidak pasif) yang berlangsung cukup lama (waktu yang lama atau pengulangan yang cukup banyak). Untuk menarik perhatian dan minat bergerak maka penggunaan alat bantu yang tepat harus dimaksimalkan.